Sedekah untuk Yatim
“Kita Bisa Menjadi Sahabat Bagi Mereka: Bantu Anak Yatim Mengejar Impian Mereka”
Rp.3,257,703 Terkumpul
Rp.3,257,703 Donatur
29
Sedekah untuk Yatim
“Kita Bisa Menjadi Sahabat Bagi Mereka: Bantu Anak Yatim Mengejar Impian Mereka”
Setiap orang ditakdirkan dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada yang dilahirkan dari keluarga orang berada ada juga yang tidak seberuntung mereka, salah satunya adalah anak yang ditinggal oleh bapaknya atau anak yatim. Seberapa penting mereka untuk kehidupan kita? Apakah mereka perlu diperhatikan?
SIAPA ITU ANAK YATIM?
Siapa sebenarnya anak yatim? Menurut yatimmandiri.org, anak yatim adalah anak yang ditinggalkan ayahnya karena meninggal dunia. Adapun batasan umur dikatakan yatim adalah saat anak tersebut belum masuk masa baligh. Hal ini didasarkan kepada dalil H.R. Ibu Daud yang berbunyi “Tidak ada keyatiman setelah adanya mimpi”.
Ditinggalkan oleh seorang ayah saat masih kecil tentu berdampak pada kepastian dan kualitas hidup seorang anak.
- Figur Ideal seorang Anak
Pertama, ayah adalah seorang figur ideal yang harusnya memberikan contoh kepada anaknya sehingga mereka dapat terarah dalam hidup dan selamat di dunia maupun akhirat. Sebagaimana yang disampaikan pada surat At-Tahrim ayat 6 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. Begitu pula yang dicontohkan oleh Luqman kepada anaknya “Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting” (QS. Luqman: 17). Lalu bagaimana jika hal ini tidak ada dalam sosok seorang anak? Tentu anak tersebut tidak memiliki arah harus seperti apa dia dalam hidup. Dia tidak akan memiliki acuan bagaimana menjadi orang baik dan berpotensi besar untuk tidak memiliki hidup yang terarah dan teratur. Dengan kata lain, anak akan sangat rentan tidak memiliki idealisme yang baik dalam hidup. - Pemberi Nafkah seorang Anak
Hal ini tertuang dalam Qs. An-Nisa 34 yang berbunyi “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, hal itu karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), juga karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang salehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya (tidak taat), maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. Dengan adanya nafkah, kebutuhan keluarga termasuk anak dapat terpenuhi. Nafkah untuk makan, pendidikan, pakaian yang baik dan seterusnya menjadi tanggungjawab seorang ayah kepada anaknya. Ketiadaan ayah menyebabkan anak rentan tidak memiliki nafkah. Dengan kata lain, selain rentan secara idealisme, anak juga rentan terhadap bekal untuk hidup.
Tidak adanya sosok ayah di kehidupan anak, secara otomatis membuat anak rentan terhadap dua aspek vital tersebut. Jika, naudzubillah, ketiadaan kedua aspek tersebut ternyata membuat anak ini menjadi anak yang rusak, bagaimana nasibnya dia di akhirat nanti? Siapa yang akan bertanggungjawab?
Yuk mari rawat anak yatim dan menjadi sahabat mereka bersama Cendekia Salim Mulia di program “Sahabat Yatim”. Dengan menyalurkan donasi terbaikmu, dana yang terkumpul akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan diri dan harta para anak yatim sehingga mereka dapat terawat dan menjalani kehidupan yang seharusnya terlaksana. Bagaimana cara menyalurkan donasinya? Cukup salurkan donasi terbaikmu ke rekening BSI 719 198 8889 a.n YYS Cendekia Salim Mulia, scan QRIS, atau transfer via website kami (dan konfirmasi penyaluran ke 0821 2033 9646). Yuk, menjadi sahabat yatim dan hantarkan mereka ke surga-Nya!